Manusia di cipkatakan, dan tumbuh, berkembang sejak dalam rahim/kandungan samppai meninggal. Semua itu membutuhkan proses tahap demi tahap, dan sama pula saat diptanya alam semesta oleh Allah Swt, melalui proses setingkat demi setingkat. Pola perkembangan manusia dan kejadian alam semesta yang berproses sebagai berlansungnya hukum alam, yang disebut dengan sunatullah.
![]() |
ilustrasi sedang mengajar, by. freepik.com |
Islam adalah agama yang allah turunkan untuk menyempurnakan agama
terdahulu sekaligus sebagai agama
terakhir, yang diturunkan melalui Nabi Muhammad Saw. yang sekaligus menjadi
sebagai rahmatan lil`alamin. Nah, mengetahui islam lebih mendalam maka muncul
lah satu ilmu yang sering disebut dengan Studi Islam, yang dimana Studi islam
itu merupakan bidang kajian yang udah ada cukup lama. Ia telah ada bersama dengan
muunculnya agama islam
Maka dari itu banyak menimbulkan permasalahan yang umun
diantaranya: apa pengertian studi islam, tujuan, dan faktor-faktor dalam
metodologi studi islam. Seiring dinamika dan perkembangan zaman, kesempatan
untuk mempelajari studi islam, islam memberikan kesempatan secara luas kepada
manusia untuk menggunakan akal pikirannya secara maksimal untuk mempelajarinya,
namun jangan sampai penggunaannya melampaui batas dan keluar dari rambu-rambu
ajaran Allah Swt.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah dapat kita simpulkan ada
beberapa permasalahan pokok yang akan penulis bahasa dalam makalah ini yaitu:
1. Apakah pegertian metodologi Studi islam?
2. Apa tujuan metodologi studi islam ?
1. Untuk mengetahui pegertian metodologi Studi
islam !
2. Untik mengetahui tujuan metodologi Studi islam !
A. Pengertian Metodologi islam
Untuk melaksanakan studi islam ada istlah-istilah yang perlu di
pahami terlebih dahulu, diantara lain Metode, metodologi.[1]Metode
berasal dari bahasa Yunani, meta, metedos, dan logos. Meta
bermakana menuju, memulai, dan mengikuti. Metodos bermakna jalan atau
cara. Maka metodos (metode) bermakna jalan atau cara yang harus dilalui
untuk mencapai sesuatu, logos bermakna Ilmu.
Adapun istilah metodologi menurut Robert Bagdan, yang mana di
kutip oleh Soerjono Soekarto bermakna, The Process, Principles, and
procedures by which we approach problem and sesk answers[2](Proses,
Prinsip, dan prosedur yang biasa digunakan dalam mendekati suatu masalah guna
mencari jawaban atau solusinya). Sedankan menurut SoerjonomSoekarto metodologi
mempunyai arti-arti antara lain: (1) logika dari penelitian ilmiah (2) suatau
sistem dari prosedur dan teknik penelitian.[3]
Jujun S. Suriasumantri menyatakan bahwa metodologi adalah
pengetahuan tentang metode-metode, pada kegiatan penelitian. Dan juga digunakan
sebagai kategori yang mencakup segala metode yang digunakan pada penelitiaan.[4]
Sedangkan istilah metodologi studi islam digunakan saat seseorang ingin
membahas kajian-kajian seputar ragam metode yang bisa digunakan dalam studi
islam, seperti kajian atas metode normatif, historis, filosofi, sosiologi,
komparatif dan lainnya.[5]
B. Tujuan Fokus dalam Metodologi Studi Islam
Tujuan mempelajari Metodologi studi islam sebagai alat untuk
berpikir kritis terhadap proses mempelajari studi islam. Seorang akademis yang
memahami metodologi studi islam akan mempunyai penglihatan ilmiah yang
hholistic dan moderat, menurut Rohimat, tujuan Metodologi islam iyalah
membentuk pemikiran yang lebih toleran dan tidak mudah menyalahkan pendapat
orang lain yang berbada namun mempunyai keyakinan tersendiri atas pemikiran
pribadinya yang berbeda atas kajian ilmu.[6]
Sedangkan menurut Muhammad Rozali, ada 4 tujuan utama studi islam
antara lain: (1) Untuk mempelajari secara mendalam apa sebenarnya (hakikat)
agama islam itu, serta mengetahui bagaimana posisi serta hubungannya dengan
agama-agama laian dalam kehidupan budaya manusia. (2) Untuk mempelajari secara
mendalam pokok-pokok isis ajaran islam yang benar, dan bagaimana operasinya
dalam pertumbuhan dan perkembang budaya dan peradaban islam. (3) Untuk
mempelajari secara mendalam prinsip-prinsip dan nilai-nilai dasar ajaran islam
dan bagaimana realisasinya dalammembimbing dan mengarahkan serta
mengontrolperkembangan budaya dan peradaban manusia pada zaman sekarang. (4)
Untuk mendalamkan sumber dasarajaran islam yang tetap abadi dan dinamis.[7]
C. Pentingnya Metodologi Studi Islam
Ummat islam sekarang berada pada saat yng megawatirkan. masyarakat
menjadi lemah sekarang, dikarenkan dimanjakan dengan teknologi yang semakin
canggih dan praktis. Tidak jangan masyarakat sekarang lebih mudah terkena tipu
daya/berita hoax yang bereda dimedia sosial, terutama generasi muda yang sangat
akrap dengan, internet dan media. Tidak dipungkirilagi bahwa hoax menjadi salah
satu masalah yang muncul diera digitalisasi, yang mana menimbulkan akibat yang
sangat fatal. Bahkan bisa menimbulkan komplik antar praksi dengan praksi
lainnya, lagi pula generasi muda adalah aset bagi suatu negara, yang dimana
pepatah mengatkan “apabila ingin menghancurkan suatu negara maka hancurkan
generasi muda”.
Untuk itulah urgensi mempelajari metodologi islam, untuk generasi
muda[8],
diantara lain:
1. Agar generasi muda mempunyai pemikiran kritis
2. Membentuk pemikiran generasi muda tentang
pentingnya memiliki sikap toleran
3. Meminta generasi muda untuk menghormati
pendapat orang lain
4. Meminta generasi muda agar menjadi seseorang
yang berhati yang berjiwa besar
5. Agar ada generasi muda yang percaya diri, dan
berani.
Jika yang kelima di atas terwujud dari
metodologi studi islam, maka kita mampu melahirkan generasi muda yang
menggunakan akal pikiran sekaligus pengangan hidup sebagai dasar penglihatan
suatu masalah.
D. Rialitas Histori Kajian Islam
Dalam kamus besar bahasa inggris histori
adalah sejarah, atau peristiwa. Sedangkan secara etimologi “sejarah” merupakan
makna/terjemahan dari Bahasa arab tarikh, sira, Dan geschichte dar
bahasa jerman. Semua kata tersebut berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘istoria’
yang berarti ilmu.[9] Secara
leksikal, sejarah merupakan pengetahuan/ uarain tenang kejadian-kejadian atau
peristiwa yang benar terjadi pada masa lalu.
Menurut Ibnu khaldun, sejarah tidak hanya
dipahami sebagai rekaman sejarah pada masa lalu. Dengan demikian, unsir penting
sejarah merupakan adanya peristiwa, adanya batasan waktu(masa lalu), adnya
pelaku (manusia), dan daya kritis dari peneliti sejarah.[10]
Berdasarkan pembahasan di atas, dengan ringkas dapat kita simpulakan bahwa
sejarah adalah suatu cabang studi yang berkenaan dengan penelitian yang
berhubungan dengan kajian-kajian yang terkaitpada waktu, yang berhubungan
dengan semua kejadian yang terjadi di dunia ini.
Penulisan atau peyampain sejarah dalam sejarah
islam dilakukan dengan tarikh, sirah,hikayat, manaqib, tabaraqat,tarajim,dan
ayyam.Tarikh adalah pengamalan islam yang perhitungannya didasari atas
peradaran bulan mengelilingi bumi. sirah adalah perjalanan, perjalanan
hidup atau biografi. Hikayah secara bahasa adalah cerita, ia merupakan
karya kreatif hasil pemikiran, pengalaman, ataupun daya khayal pengarangnya. manaqib,adalah
kebaikan sifat atau sesuatu yangn mengandung berkah. Tabaqat, secara
bahasa adalah lapisan,tabakat juga di artikan sebagai kesimpulan biografi tokoh
berdasarkan pelapisan generasi dewasa ini. Tarajim yaitu bentuk jamak
dari tarjamah, yang bermakna biografi tokoh. Ayyam kata ini biasaya
lebih populer di rangkain bahasa arab, sehingga menjadi ayyam al-arab
yang berarti hari bahasa arab.
E. Pemahaman dan Pegamalan islam
Islam sebagai pemahaman adalah respon orang terhadap ajaran islam.
Konsep-konse islam menggunakan formulasi manusia yang berdasarkan kepada aturan
Allah Swt. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pemahama
merupakan suatu hal yang kita pahami dan mengerti dengan benar.[11]
Menurut Nana Sudjana, pemahaman adalah hasil belajar,[12]
Menurut Bloom, kemampuan pemahaman berdasarkan tingkat kepekaan dan derajat
penyerapan materi dapat dibagi kedalam tiga tingkatan yaitu.[13]
1) Menerjemahkan (translation)
Menerjemahkan diartikan sebagai pengalihan arti
dari bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain sesuai dengan pemahaman yang
diperoleh dari konsep tersebut.
2) Menafsirkan (interpretation)
Manafsirkan dapat diartikan kemampuan untuk
mengenal dan memahami.
Menafsirkan dapat dilakukan dengan menghubungkan pengetahuan
yang lalu dengan pengetahuan lain yang diperoleh berikutnya
3) Mengekstrapolasi (extrapolation)
Ekstrapolasi menuntut kemampuan intelektual yang
lebih tinggi karena seseorang harus bisa melihat arti lain dari apa yang
tertulis.
Islam berakar dari kata “aslama”, “yuslimu”,
“islaaman” yang berarti: tunduk, patuh dan selamat. Islam berti kepasrahan atau
ketundukan secara total kepada Allah Swt, Secara istilah iyalah agama yang
dibawa oleh Nabi Muhammad Saw untuk umat manusia agar hidup bahagia di dunia
dan akhirat, inti ajaranya(rukun islam) adalah bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain
allah dan Nabi Muhammad utusan Allah, Mendirikan sholat, membayar zakat,
berpuasa dibulan Ramadhan, dan pergi haji bagi mampu.[14]
Dari pernyataan di atas dapat kita pahami bahwa, islam datang ke
bumi untuk membangun manusia dalam kedamaian dengan kepasrahan kepada Allah
Swt,sehingga seorang yang beragama islam akan mengutamakan kedaiaman pada dri
sendiri maupun orang lain.
F.
Analisis Penulis
-
Metodologi : Cara atau jalan untuk mencapai suatu
tujuan yang di inginkan, dan menggunakan akal atau cara penalitian, baik itu
dengan cara ilmiah ataupun bukan.
-
Studi Islam : Pembalajaran / belajar islam dengan
mengkaji riwayat/sejarah dulu bardasarkan Al-Qur`an dan sunnah.
- Tujuan : Agar lebih memahami islam dengan sebenar-benarnya yang tidak hanya melihat dari satu segi, dan bisa membuat yang mempelajari lebih kritis dalam berpikir dalam memahami agama islam.
A.
Kesimpulan
Metode berasal dari bahasa Yunani, meta,
metedos, dan logos. Meta bermakana menuju, memulai, dan mengikuti.
Metodos bermakna jalan atau cara. Maka metodos (metode) bermakna
jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai sesuatu, logos bermakna
Ilmu.
Empat tujuan utama studi islam antara lain: (1)
Untuk mempelajari secara mendalam apa sebenarnya (hakikat) agama islam itu,
serta mengetahui bagaimana posisi serta hubungannya dengan agama-agama laian
dalam kehidupan budaya manusia. (2) Untuk mempelajari secara mendalam
pokok-pokok isis ajaran islam yang benar, dan bagaimana operasinya dalam
pertumbuhan dan perkembang budaya dan peradaban islam. (3) Untuk mempelajari
secara mendalam prinsip-prinsip dan nilai-nilai dasar ajaran islam dan bagaimana realisasinya dalammembimbing dan
mengarahkan serta mengontrolperkembangan budaya dan peradaban manusia pada
zaman sekarang. (4) Untuk mendalamkan sumber dasarajaran islam yang tetap abadi
dan dinamis.
Untuk itulah urgensi mempelajari metodologi
islam, untuk generasi muda, diantara lain: (1). Agar generasi muda mempunyai pemikiran kritis. (2). Membentuk pemikiran generasi muda tentang
pentingnya memiliki sikap toleran (3). Meminta generasi muda untuk menghormati
pendapat orang lain. (4). Meminta generasi muda agar menjadi seseorang yang berhati yang
berjiwa besar.
(5). Agar ada generasi muda yang
percaya diri, dan berani.
[1] Ngainun Naim,
Pengantar Studi Islam, (Yogyakarta: Teras, 2009), h.10.
[2] Soerjono Soerkarto, pengantar
Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press, 1984), h. 5.
[3] Ibid., h. 6.
[4] Jujun S. Suriasumantr, Peneltian
Ilmiah Kefilsafatan Dan Keagamaan: Mencari Paradigma Kebenaran, Dalam Tradisi
Baru Penelitian Agama Islam: Tinjauan antar Disiplin Ilmu, (T. Tp: Nuansa,
1998), h. 49
[5] B. Chuzaimah, Iwan, B.
Hawari, Handbook Metodologi Studi Islam, (Jakarta Timur: Prenadamedia
Group, 2018),h. 3.
[6] Rohimat, Asep Maulana, Metodologi Studi Islam.(Yogyakarta: CV Gerbang Media
Aksara, 2018,). h. 5
[7] Rozali, Muhammad. Metodologi
studi islam. (Depok : PT Rajawali Buana Pusaka, 2020) h. 6-9
[8] M Fatimah,S hidayat,
Ma Muthoifin, Metode Hafalan Al
Qur`an Siswa Kelas V Sekolah Dasar Islam Terpadu Ibnu Umar Dan Sekolah
Dasar Muhammadiyah Progaram Khusus, (Boyolali Tahun 2015/2016)
[9] Louis Gottchalk. Mengerti
Sejarah, (Jakarta: UI Press, 1986), h.27.
[10] Abuddin Nata. Metodologi
Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993), h.314
[11] Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
[12] Nana Sudjana, “Penilaian
Hasil Proses Belajar Mengajar”
[13] Wowo Sunaryo
Kusmawa, “Taksonomi Kognitif” (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012),
hal.44
[14] Majelis Ulama Indonesia,
“Apa Makna Islam” (MUI Digital, 25juni2020-Update on 26 Juni 2020.)
diaksespada sabtu,17 september20.44 WIB,
melalui:https://mui.or.id/tanya-jawab-keislaman/28357/apa-makna-islam,